Minggu, 18 Maret 2012

Teladan Nabi Muhammad saw



            Tepatnya pada tanggal 12 Rabiul Awwal telah lahir seorang manusia pilihan yang memiliki akhlak yang agung, memiliki sifat rendah hati, lemah lembut namun tegas terhadap musuh yaitu Nabi Muhammad. Jika kita menapaki sejarah perjalanannya, niscaya kita akan menemukan samudra kebijakan yang luas terbentang, pribadi yang unik dan menawan. Tak sedetik pun waktu  pada dirinya terbuang sia-sia, selalu dalam hidupnya penuh dengan hikmah yang bisa diambil pelajaran bagi orang lain tak terkecuali kita sebagai ummatnya. Senantiasa selalu menjadi inspirasi hidup bagi siapapun yang memperhatikannya.
            Salah satu teladan dari sekian banyak teladannya adalah kisah yang dialami seorang pengemis yahudi buta, yang sepanjang hidupnya ia selalu menghina Nabi Muhammad. Setiap di pagi hari ia selalu mencaci Nabi Muhammad. Namun setiap pagi pula Nabi Muhammad mendatangi pengemis yahudi itu dan memberinya makan, tanpa memberitahu siapanya dirinya. Waktu demi waktu terus bergulir, hingga akhirnya nabi wafat. Para sahabat sebisa mungkin meneruskan kebiasaan-kebiasaan nabi semasa hidupnya. Yaitu salah satunya sahabat Abu Bakar yang sekaligus mertua Nabi Muhammad, beliau tanyakan pada Siti Aisyah putrinya tentang salah satu kebiasaan Nabi Muhammad. Siti Aisyah menjawab “di ujung jalan menuju pasar, ada seorang pengemis yahudi , Nabi ketika masa hidupnya selalu memberi makan setiap pagi”. Abu Bakar pun bertekad memberi makan pada pengemis itu untuk meneruskan kebiasaan Nabi Muhammad.
            “Muhammad penipu, Muhammad pengikut setan, Muhammad tukang sihir”, teriak pengemis itu. Abu bakar yang sudah berada di dekatnya terkejut, beliau berfikir mengapa Nabi mau memberi makan orang seperti  ini, seorang Yahudi yang selalu mencaci dan menghinanya. Namun ia buang jauh-jauh pikiran itu, yang ingin beliau lakukan hanyalah meneruskan kebiasaan Nabi.
“hai orang tua, ini aku bawakan makanan untukmu”, kata Abu Bakar sambil menyuapi pengemis yahudi.
“terima kasih”, kata pengemis yahudi. “Siapa kau?” Tanya pengemis yahudi.
“aku hanya orang biasa”, jawab Abu Bakar.
“kau bukan orang yang biasa mengantarkan makanan untukku”, kata pengemis yahudi.
“dari mana kau tahu? Kau tak bisa melihat”, kata Abu Bakar dengan rasa terkejut.
“orang yang selalu mengantarkan makanan untukku ia selalu menaruh tanganku di pundaknya, sehingga mudah bagiku untuk menggapainya, kemudian aku disuapinya”, “makanan yang diberikan padaku dilunakkan terlebih dahulu, sehingga mudah bagiku untuk menelannya, itulah mengapa aku tahu kau bukan orang yang biasa mengantarkan makanan untukku”, jawab pengemis yahudi.
Mendengar penuturan pengemis yahudi itu, Abu Bakar pun tak kuasa menahan air matanya. Ia tak menyangka Nabi melakukan hal tersebut kepada orang yang selalu menghina dan mencacinya.
“benar, aku bukan orang yang biasa mengantarkan makanan untukmu, namun orang yang kau maksud itu kini telah tiada, ia adalah Nabi Muhammad saw”, jawab abu bakar.
Pengemis yahudi pun terdiam sejenak, tak lama ia menangis sejadi-jadinya. Ia minta maaf pada Abu Bakar dan akhirnya dua kalimat syahadat terucap di bibir pengemis yahudi itu.
            Benar-benar ada pada diri Nabi Muhammad teladan yang baik dan patut dicontoh. Sebagaimana dalam firman-Nya:
ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_ötƒ ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sŒur ©!$# #ZŽÏVx. ÇËÊÈ  
            “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (al-Ahzab, 33:21)
Begitu mulia dan agung sifat dan akhlak Nabi Muhammad. Hingga seorang Yahudi yang sangat membencinya mau mengucapkan dua kalimat syahadat. Itulah salah satu teladan Nabi Muhammad yang bisa menginspirasi hidup kita agar selalu berbuat baik kepada sesama manusia meskipun berbeda agama. Mari kita jadikan Nabi Muhammad sebagai teladan utama bagi hidup kita, yang senantiasa menghiasi perjalanan kita dan dengan itu berharap bisa mendapatkan syafaat dari beliau. Amien..
Wallahu a’lam bishshawab.

By: gufron_briboz




Tidak ada komentar:

Posting Komentar